FOTO BERSAMA: Yessy Bersama DPW Garda Pemuda NasDem Inisiasi Ruang Diskusi Bagi Organisasi Kepemudaan Di Kalimantan Barat Terkait Pemindahan Ibu Kota Negara dan Peran Pemuda.
PONTIANAK - Pro dan Kontra Terkait Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Ke Kalimantan Timur adalah sebuah hal yang tidak bisa dihindari.
Sebuah kebijakan yang diambil pasti memiliki dampak yang mengikuti, tinggal bagaimana semua dimitigasi, diminimalisir dan ditangani dengan berbagai intervensi yang dilakukan berdasarkan fakta dan data dilapangan.
RUU IKN telah rampung disahkan oleh presiden menjadi UU No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) pada tanggal 15 Februari 2022. Kendati sudah disahkan, masih banyak pihak yang mengajukan gugatan ke MK. Tentu sebangsa demokrasi dan negara hukum hal itu dimungkinkan serta sesuai konstitusi Indonesia. Tentu semua harus saling menghormati apapun hasilnya kedepan.
Melihat banyaknya Aspirasi Masyarakat terkait IKN khususnya Pemuda Kalimantan Barat, Anggota Komisi IV DPR RI yang sekaligus Ketua DPW Garda Pemuda NasDem Kalimantan Barat menginiasi sebuah ruang diskusi dengan bingkai Seminar Kebangsaan mengangkat tema "Peran Pemuda Menyambut IKN di Pulau Kalimantan" Sabtu, 26 Februari 2022 di Orchardz Hotel Ayani, Kota Pontianak Prov. KalBar.
Menghadirkan Organisasi Kepemudaan yang ada di Kalimantan Barat; GP NasDem KalBar, GMII, PMII, GMKI, PEMKRI, HIMPI, NU, GAMKI, AMPI, Dll serta tokoh pemuda di Kalimantan Barat berdiskusi terkait IKN dan Peran Pemuda. Diisi oleh tokoh muda Kalimantan Barat sebagai Narasumber yaitu Lidya Natalia (Akademisi Indraprasta PGRI Jakarta), Kairuddin Zacky (Tokoh Muda KalBar sekaligus Advokat LBH), H. Syarief Abdullah Alkadrie (Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, Ketua DPW Partai NasDem yang sekaligus Anggota Pansus IKN).
Suasana diskusi sangat hangat, dengan berbagai ide dan masukan dalam rangka menggerakan SDM Muda menyambut peluang perpindahan IKN ke Kalimantan Timur serta kontribusi yang bisa dilakukan.
Yessy dalam sambutannya, menekankan bahwa perpindahan IKN di Kalimantan Timur adalah sebuah Berkah. Sebagai eskalator kemajuan peradaban Bangsa Indonesia. Tentu harus diikuti langkah-langkah terencana, terintegrasi dan kolaboratif dalam pembangunannya kedepan melibatkan masyarakat lokal serta memperhatikan fungsi ekologis lingkungan yang ada. Semua pihak harus bergandeng tangan mewujudkan Kemajuan Bangsa Indonesia salah satunya melalui terwujudkan IKN bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lidya Natalia dalam pemaparannya menyampaikan bahwa "Adil itu belum tentu bagi rata. Pemuda sebagai aktor pergerakan harus konsisten bergerak. Masih banyak PR yang perlu dikerjakan oleh Pemuda melihat data-data survey hasil BPS baik secara bonus demografi, angkatan kerja, pengangguran, tingkat pendidikan, dll."
Dalam kesempatan yang sama Kairuddin Zacky, menyoroti dari sisi legalitas IKN. "Kendati UU IKN telah disahkan oleh DPR RI dan Presiden. Masih banyak PR pemerintah terkait IKN karena masih banyak Peraturan Pemerintah dan turunannya yang perlu disiapkan. Pemerintah harus jeli dan kita sebagai pemuda harus mengawal hal tersebut. Proses-proses yang ada kedepan perlu kita kawal dan awasi bersama."
Sebagai salah satu anggota DPR RI Fraksi NasDem dapil KalBar I yang terlibat dalam proses dan pansus IKN. Bapak Syarief Abdullah Alkadrie menyatakan "Proses pembahasan IKN telah melewati berbagai mekanisme dan kajian sesuai prosedur, UU IKN juga telah disahkan kendati masih ada gugatan ke MK tentu kita hormati. Namun saya ingin menyatakan bahwa semangat IKN merupakan semangat Kemajuan, Semangat Pemerataan dan Keadilan sebagai sebuah Bangsa. Mari kita dukung bersama untuk mewujudkannya. Kendati masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu diperbaiki, tidak papa. Dasar yang baik kita sudah letakan bagi Kemajuan Indonesia kedepan, tinggal tugas generasi pemuda kedepan melanjutkannya. Sebab pemuda tidak boleh prakmatis, pemuda harus bergerak, kolaboratif, kontributif, dan akseleratif dalam memajukan bangsa dan mencintai Indonesia. Saya yakin pemuda Indonesia mampu dan mau, sebab saya melihat anak muda Indonesia memiliki modal itu. (Yesaya)